
Kevin Cooper adalah salah satu nama yang menjadi simbol kontroversi dalam sistem peradilan pidana Amerika Serikat. Dihukum mati atas tuduhan pembunuhan brutal pada tahun 1983, kasusnya telah memicu perdebatan panjang tentang rasialisme, bias dalam investigasi, dan penggunaan bukti forensik yang dipertanyakan. Di balik dinding Penjara San Quentin, Cooper terus memperjuangkan kebebasannya, sementara banyak aktivis, jurnalis, dan organisasi hak asasi manusia mempertanyakan keabsahan hukum yang menjebaknya.
Kejahatan di Chino Hills
Pada malam 4 Juni 1983, keluarga Ryen — Doug dan Peggy Ryen, serta dua anak mereka, Jessica dan Joshua — bersama seorang tamu bernama Christopher Hughes, ditemukan tewas di rumah mereka di Chino Hills, California. Satu-satunya yang selamat dari tragedi tersebut adalah Joshua Ryen, yang menderita luka parah namun tetap hidup. Para korban diserang dengan senjata tajam dalam sebuah serangan yang sangat brutal.
Setelah melakukan penyelidikan, polisi mengalihkan perhatian mereka kepada Kevin Cooper, seorang narapidana yang baru saja kabur dari penjara minimal di dekat lokasi kejadian. Meskipun tidak ada saksi mata yang secara langsung menghubungkan Cooper dengan kejahatan tersebut, ia segera ditangkap dan didakwa berdasarkan bukti yang sangat diperdebatkan.
Penyelidikan yang Dipertanyakan
Proses penyelidikan yang melibatkan Kevin Cooper telah banyak dikritik. Ada beberapa kejanggalan dalam pengumpulan bukti, seperti:
Bukti Tanaman Anggur dan Sepatu: Pihak berwenang menyatakan bahwa sepatu yang dikenakan Cooper meninggalkan jejak di tempat kejadian. Namun, jejak tersebut diklaim berasal dari jenis sepatu penjara yang hanya dapat diakses oleh narapidana. Investigasi lanjutan menunjukkan bahwa tidak ada catatan sepatu tersebut pernah diberikan kepada Cooper.
Bukti Rambut dan Darah: Tes DNA yang dilakukan pada tahun 1990-an dan 2000-an menimbulkan keraguan lebih lanjut. Darah yang digunakan sebagai bukti diketahui telah terkontaminasi atau dimanipulasi.
Kesaksian yang Diabaikan: Beberapa saksi melaporkan bahwa mereka melihat tiga pria kulit putih mencurigakan di sekitar rumah keluarga Ryen pada malam pembunuhan. Namun, petunjuk ini diabaikan oleh polisi.
Perjuangan Hukum yang Panjang
Sejak divonis bersalah pada tahun 1985, Cooper terus mengajukan banding. Pada tahun 2004, nyaris dieksekusi, tetapi pengadilan memutuskan untuk menunda hukuman mati setelah bukti baru memicu pengkajian ulang. Banyak tokoh terkenal, termasuk mantan gubernur California Jerry Brown dan aktivis sosial Kimberlé Crenshaw, turut serta menyerukan pengampunan bagi Cooper.
Pada tahun 2018, kasus ini kembali menjadi sorotan nasional ketika The New York Times mempublikasikan artikel yang menyoroti ketidakadilan dalam peradilan Cooper. Gubernur Gavin Newsom kemudian memerintahkan penyelidikan forensik ulang pada tahun 2019.
Kisah Kevin Cooper adalah contoh kompleksitas dan tantangan dalam mencari keadilan sejati. Terlepas dari statusnya sebagai terpidana mati, pertanyaan tentang kesalahannya terus memicu perdebatan. Apakah Cooper benar-benar pelaku atau korban dari sistem yang bias, masih menjadi pertanyaan terbuka yang mungkin suatu hari akan menemukan jawabannya.